tag:blogger.com,1999:blog-68217528040062918252024-02-20T09:53:47.533-08:00Bagaimana Cara Bertobat dari DosaUnknownnoreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-23369471979049232062011-08-05T08:41:00.001-07:002011-08-05T08:41:51.968-07:00ara Menghilangkan Kebiasaan Onani<ol><li>Harus menghentikan ma’shiyat</li><li>Harus diikuti penyesalan yang mendalam</li><li>Berniat dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya kembali.</li><li>Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan cara minta ma’af atau halalnya perbuatan tersebut; kalau berkaitan dengan barang maka maka wajib mengembalikan atau menggantinya dengan barang yang sepadan. Jadi kalau pacar Anda menuntut Anda, misalnya untuk menikahi, Anda harus bertanggungjawab sampai ada kerelaannya.</li></ol>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-80843250178193351542011-05-30T20:05:00.001-07:002011-05-30T20:05:42.072-07:00Cara Onani / Masturbasi Yang Aman, Sehat, Enak, Baik Dan Benar – Ilmu Pendidikan Seks<p> Artikel yang satu ini hanya boleh dibaca dan dipraktekkan oleh orang yang sudah dewasa / cukup umur saja dan ini hanya bersifat masukan untuk membuat kehidupan seks diri sendiri menjadi lebih indah, sehat, bersih, aman dan nikmat. Bagi yang menganggap onani atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan coli / ngocok adalah haram, maka sebaiknya jangan anda lakukan.</p> <p>Tip ini akan sangat membantu bagi pria / laki-laki yang memiliki nafsu yang besar, belum menikah dan tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap lawan jenis sehingga menyesal kemudian. Memuaskan nafsu diri sendiri lebih baik daripada nantinya melecehkan bahkan memperkosa seorang wanita, khususnya bagi yang memiliki nafsu tak terkontrol. Namun dianjurkan segera mencari pasangan dan menikah dengan baik. Jika seseorang memiliki ketahanan nafsu yang kuat maka masturbasi sudah tidak diperlukan lagi.</p> <p>Ada baiknya onani paling banyak dilakukan satu kali sehari agar tidak banyak tenaga dan waktu yang terbuang. Pilih situasi dan kondisi yang tepat dan memungkinkan untuk melakukannya. Onani bersifat pribadi dan rahasia di mana orang lain tidak boleh tahu kalau kita sedang onani.</p> <p>Teknik sederhana onani / masturbasi dasar :</p> <p>Siapkan tempat yang dapat dikunci rapat dan tidak mengeluarkan banyak suara. Bisa disamarkan dengan suara musik atau suara lainnya yang tidak mencurigakan. Mulai dengan membayangkan si gadis, perempuan, wanita yang dikehendaki (jika kesulitan bisa menggunakan gambar). Anda bisa melakukannya di kamar tempat tidur, kamar mandi, tempat duduk, sofa dan sebagainya seseai dengan keinginan anda.</p> <p>Gunakan minyak pelumas khusus onani atau minimal baby oil biasa yang tidak keras dan berbau tajam. Jika sudah tegang lumuri dengan pelicin dan kemudian kocok / usap-usah menurut selera anda perlahan. Latih jangan sampai keluar cepat agar tidak menjadi ejakulasi dini / prematur tetapi dapat tetap menikmati. Jika sudah klimaks / puncak maka di depan lubang kemaluan anda tadangi dengan tissue bersih yang dilebarkan dan dirangkap 2 atau 3 agar tidak bocor. Setelah selesai muncrat maka bersihkan dengan tissue lalu buang tisu kotor ke tempat sampah. Rapikan lokasi dari sisa pertempuran. Lalu mandi untuk membersihkan serta mensucikan diri.</p> <p>Tambahan :<br />Tidak dianjurkan melakukan variasi masturbasy yang membahayakan. Lakukan yang simple / sederhana saja dan konsentrasi pada mencari istri yang mencintai anda dan aktifitas lain seperti kerja, kuliah, dll.</p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-26078524442899305432011-04-21T20:21:00.001-07:002011-04-21T20:24:47.674-07:00tata cara tobat permohonan tobat ampunan minta ampun pada allahSebelum menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu saya ingin mengungkapkan keprihatinan atas maraknya kasus perzinahan yang terungkap media saat ini. Marilah kita sama-sama memohon perlindungan pada Allah Swt. agar hal tersebut tidak menjadi pola hidup generasi kita. Perlu diingatkan kembali bahwa kita telah diperintahkan untuk menjauhi hal-hal yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zinah, seperti nonton VCD porno, pacaran, dan lain sebagainya.<br /><br />Kita ketahui bersama bahwa perzinahan merupakan dosa besar. Namun demikian, kesempatan untuk bertobat dari dosa akan selalu terbuka. Dalam hadits Qudsi disebutkan, “Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa pada malam dan siang hari, sedang Aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Oleh karena itu, mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya aku akan mengampuni kalian.” (H.R. Muslim)<br /><br />Sebagian ulama mengartikan taubat sebagai kembalinya seseorang dari sesuatu yang tercela menuju sifat yang terpuji, dari larangan Allah menuju perintah-perintah-Nya, dari maksiat menuju taat, serta dari segala yang dibenci Allah menuju rido-Nya. Untuk itu, ada tiga syarat pokok taubat yang harus dipenuhi, yakni:<br />1. Harus menghentikan maksiat.<br />2. Harus diikuti penyesalan yang mendalam.<br />3. Berniat dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya.<br /><br />Jika dosa tersebut berhubungan dengan Allah, misalnya lalai dalam beribadah, maka mohonkanlah ampun kepada-Nya dan perbaikilah kesalahan tersebut. Jika dosa tersebut menyangkut orang lain, setelah memohon ampun pada Allah, mintalah maaf pada orang yang bersangkutan. Untuk dosa yang terkait dengan masalah hukum hudud (seperti zina dan sejenisnya), maka taubat harus diiringi dengan kesiapan untuk menerima hukuman sesuai dengan syariat Islam.<br /><br />Bagi orang yang berzina dalam keadaan sudah pernah menikah, hukumannya adalah rajam (dilempar batu hingga mati di hadapan umum). Bila yang berzina itu belum pernah menikah sebelumnya, hukumannya hanya dicambuk 100 kali. Sebagian ulama menambahkan dengan mengasingkannya selama setahun.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-59794076830386151692011-04-21T20:21:00.000-07:002011-04-21T20:24:13.020-07:00Bagaimana cara tobat sungguh_sungguh?Seperti mencuri berzina berbohong dan masih banyak perbuatan yg dilarang oleh ALLAH SWT. Saya ingin sekali bertobat agar dapat menjauhi perbuatan buruk itu selamanya. <p>Karena saya merasa berdosa kepada ALLAH SWT dan kepada kedua orang tua saya.</p> <p>Saya bingung krn saya selalu tidak dapat mengendalikan hawa nafsu saya.</p> <p>Saya selalu membuat masalah yg pada akhirnya berdampak kepada psikologis kedua orang tua saya. Saya seperti hanya sadar sebentar kemudian kembali melakukan perbuatan yg semestinya tidak dilakukan oleh hamba2 ALLAH.</p> <p>Sekali lagi saya minta pertolongan bagaimana caranya supaya saya dapat berjalan lurus dijalan ALLAH SWT krn usia saya masih muda tahun.</p> <p>Jawaban Assalamualaikum wr. wb.</p> <p>Saat ini Anda pasti merasa sangat berdosa sebab hal-hal yg Anda lakukan tadi. Namun Anda harus ingat bahwa selain Allah siksa-Nya sangat pedih Allah juga Mahapengampun. Yang harus Anda lakukan adl segera kembali kejalan Allah dan bertaubat.</p> <p>Jika Anda ingin bertobat maka Anda harus bersungguh-sungguh dalam hal ini.</p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-11623645606419372302011-04-21T20:20:00.000-07:002011-04-21T20:27:00.368-07:00Bagaimana Cara Bertobat dari Dosa ZINA?Coba berlatih dengan berpuasa dulu...<br />Mulailah puasa dengan senin kamis... jika sudah bisa dan rutin... lakukan dengan puasa Daud... sehari puasa dan sehari tidak...<br />Jika itu bisa kamu lakukan... insyaallah kamu bisa tobat dari perbuatan negatifmu...Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-86461154578408791882011-03-28T20:15:00.002-07:002011-03-28T20:20:45.795-07:00cowo2 yang doyan onani Tips biar gak masturbasi lagiTips biar gak masturbasi lagi<br />1.niatnya kudu sungguh2<br />2.kalau anda muslim, sering2 puasa senin kamis<br />3.jangan telanjang walaupun tidak ada orang<br />4.jangan sering2 menyendiri<br />5.melakukan kegiatan positif<br />6.berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulang lagi<br />7.patuhi tips diatas<br />8.good luckUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-87203156177606151612011-03-28T20:15:00.001-07:002011-03-28T20:18:46.858-07:00Hukum Onani atau Masturbasi<ul><li style="text-align: left;">Artikel yang satu ini hanya boleh dibaca dan dipraktekkan oleh orang yang sudah dewasa / cukup umur saja dan ini hanya bersifat masukan untuk membuat kehidupan seks diri sendiri menjadi lebih indah, sehat, bersih, aman dan nikmat. Bagi yang menganggap onani atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan coli / ngocok adalah haram, maka sebaiknya jangan anda lakukan.<br /><p>Tip ini akan sangat membantu bagi pria / laki-laki yang memiliki nafsu yang besar, belum menikah dan tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap lawan jenis sehingga menyesal kemudian. Memuaskan nafsu diri sendiri lebih baik daripada nantinya melecehkan bahkan memperkosa seorang wanita, khususnya bagi yang memiliki nafsu tak terkontrol. Namun dianjurkan segera mencari pasangan dan menikah dengan baik. Jika seseorang memiliki ketahanan nafsu yang kuat maka masturbasi sudah tidak diperlukan lagi.</p></li><li><br /></li><li>coba jauhkan dari gambar. obrolan, atau sesuatu yang bisa menbangkitkan gairah atau hasrat sexual</li><li> berusahalah untuk banyak kegiatan yang melbatkan orang lain tentu yang bermanfaat dan positif</li><li> memperbanyak olahraga jenis apa saja yang kamu sukai.. dan curahkan waktu untuk berlama2 dengan aktifitas olahraga</li><li> banyak2 berdoa dan mengingat yang menciptakan tubuh ini..</li><li> perbanyak ibadah..dan berdoa</li><li>sholat 5 waktu</li><li> jaga wudlu (selalu dalam keadaan suci)</li><li> jangan tinggalkan wirid</li><li> cari kesibukan positif (kegiatan yang menghasilkan uang lebih baik)</li></ul>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-89351158577394882282011-03-28T20:15:00.000-07:002011-03-28T20:16:17.104-07:00Bagaimana Cara Bertobat dari Dosa: Cara tobat dari onani?<p>Haram hukumnya melakukan onani, namun onani tidak menyebabkan dosa besar. Melakukan onani sungguh merupakan perbuatan hina, dan bukan seperti anggapan bagi orang lain yang membolehkannya. Barangsiapa yang mula-mula dirinya tenang, tiba-tiba syahwatnya memuncak, kemudian dia ingin memuaskan syahwatnya itu (onani), maka dia berdosa, tapi dosa yang dia kerjakan tidak seperti mengerjakan dosa besar.</p> <p>Barangsiapa yang syahwatnya memuncak dan tidak dapat dikendalikan kecuali melakukan onani, maka boleh hukumnya jika itu termasuk kategori darurat, meskipun sebenarnya onani bukan termasuk kategori dimana dalam keadaan darurat perkara haram diperbolehkan.</p> <p>Barangsiapa di hadapannya tidak bisa melakukan apapun kecuali berzina, maka dia boleh mengambil sikap mengamalkan salah satu keburukan yang ringan diantara dua keburukan, dengan catatan jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga menyakiti tubuh.</p> <p>Nasehat untuk para pemuda : <strong>hendaklah kalian segera menikah. Jika tidak mampu, berpuasalah. Karena puasa merupakan obat yang sanggup mengendalikan syahwat yang menggebu-gebu. Hendaklah kalian menjauhi perkara yang bisa membangkitkan birahi, seperti menonton film, sinetron, foto-foto, lagu-lagu, serta pembicaraan-pembicaraan cabul yang terus menerus dilakukan.</strong></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-11734802258882807402011-03-16T19:50:00.000-07:002011-03-16T19:51:15.179-07:00TATA CARA RUQYAH YANG BENAR<!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:IN;mso-bidi-language:AR-SA"><br />Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.<br /><br />Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”. [1]<br /><br />Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i.<br /><br />Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:<br /><br />1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.<br /><br />2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.<br /><br />3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.<br /><br />4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.<br /><br />5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.<br /><br />6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.<br /><br />7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].<br /><br />8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br /><br />كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة<br /><br />"Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah".[2]<br /><br />9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180].<br /><br />Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali.<br /><br />10. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan بِسْمِ الله (Bismillah, 3 kali).<br /><br />أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ<br /><br />"Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti".[3]<br /><br />Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.<br />Atau membaca :<br /><br />بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا<br /><br />"Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini".[4]<br /><br />Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5]<br /><br />11. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”. Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:<br /><br />أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا<br /><br />"Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit"[6].<br /><br />Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.<br /><br />12. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'laihi wa sallam meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu 'alaihi wa salla,m . Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”.[7]<br /><br />Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah). Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”. (Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah).<br />Demikian sekilas cara ruqyah. Mudah-mudahan bermanfaat. (Red).</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-9167266306098808792011-03-16T19:49:00.000-07:002011-03-16T19:52:13.123-07:00Pengaruh Doa (ruqyah)Terhadap Kesembuhan<!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--><p style="color: rgb(0, 0, 0);"><span class="chronodata"><span style="font-size:10.0pt; line-height:115%"> </span></span><strong>Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah</strong><b><br /></b><em>Adalah lembaga pengkajian aspek Sains & teknologi dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Didirikan pada tahun 1987 di bawah suvervisi Rabithah Alam Islami di Makkah Al-Mukarromah. Penggagasnya adalah seorang ulama asal Yaman, Syekh Abdul Majid Zendani. Beliau adalah seorang ahli farmasi yang sangat menguasasi sains moderen, tafsir dan hadits. Sekarang dipimpin oleh Syekh Dr. Abdullah Al-Mushlih, seorang ulama Saudi Arabia.</em></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">***<br />Setiap kita mengunjungi orang sakit, kita selalu mendoakannya agar diberi Allah kesembuhan. Namun, sejauh mana keyakinan kita terhadap pengaruh do’a yang kita ucapkan tersebut terhadap kesembuhan orang yang kita kunjungi tadi? Jangan-jangan kita mengucapkannya hanya sekedar kebiasaan; dengan kata lain sebatas diucapkan dengan lisan, tanpa diiringi keyakinan bahwa doa’ tersebut merupakan salah satau metode pengobatan yang diajarkan Rasululullah Saw kepada umatnya.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Lantas, apa pengaruh do’a terhadap kesembuhan? Inilah yang dipelajari Dr. Dhiyak Al-Haj Husen, seorang pakar kesehatan bidang rematik di Ingris, anggota Asosiasi Pengonatan Sakit Punggung dan Akupuntur Ingris dan juga anggota Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung Dengan Laser di Amerika.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Dalam sebuah eksperimen yang dilakukannya menggabungkan metode pengobatan moderen dengan metode Nabi (Thibbunnabawi) dengan tujuan mengetahui dengan pasti sejauh mana efektifitas Laser yang dibarengi dengan do’a dalam mengobati penyakit punggung / tulang belakang yang diderita para pasiennya.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Dr Dhiyak menjelaskan bahwa penyakit bagain belakang / punggung adalah yang paling banyak diderita manusia saat ini setelah rematik, berdasarkan kunjungan para penderita ke dokter. Dalam berbagai penelitian dijelaskan bahwa hamper 80 % penghuni bumi saat ini pernah menderita sakit di bagian bawah punggung semasa hidup mereka.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Melihat adanya efek samping dari obat-obat dan konsentrasi para pakar kesehatan hanya terhadap aspek fisik tanpa peduli terhadap aspek rohani maka muncul berbagai tawaran untuk menggunakan pengobatan komprehensif (penyempurna) seperti kemoterapi, akupuntur, laser dan pengobatan fisik-psiskis seperti meditasi (merenung) dan doa untuk kesmebuhan.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Berdasarkan pemikiran tersebut saya menggabungkan antara metode pengobatan moderen dengan pengoatan Nabi (Thibbunnabawi) dalam penelitian / eksperimen yang saya lakukan. Hal tersbeut saya lakukan untuk mengetahui secara pasti efektifitas Laser dengan do’a dalam mengobati sakit punggung yang diderita para pasien.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" class="MsoNormal"><span class="fullpost">Saya menerapkan metode tersebut kepada 40 pasien yang umur mereka berkisar antara 30 sampai 65 tahun. Semua mereka adalah penderita penyakit punggung lebih dari tiga bulan. Para pasien tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dengan menggunakan sinar laser ringan saja di tempat-tempat / titik-titik akupuntur sebanyak 40 titik di semua tubuh mereka. Kelompok kedua dengan melakukan hal yang sama, namun ditambah dengan do’a yang diajarkan Rasul Saw : </span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);" class="arabcenter">أسأل الله العظيم رب العرش العظيم أن يشفيك</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">“Aku memohon pada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasan yang agung agar berkenan menyembuhkanmu”</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Do’a tersebut saya baca sebanyak tujuh kali setiap titik akupuntur saat menngunakan laser, tanpa didengar dan diketahui oleh sang pasien bahwa saya menggunakan do’a agar terhindar dari mispresepsi.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Penilaian tingkat rasa sakit dan sejauh mana kemampuan pasien untuk membungkuk (ruku’) diakukan langsung setelah selesai terapi, kemudian setelah 4 pekan, 8 pekan, 12 pekan dan setelah 6 bulan.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Hasilnya sangat mengagumkan. Kelompok dengan menggunakan do’a ternyata sudah mengalami proses kesembuhan secera signifikan sejak selesai terapi dan terus meningkat kesembuhannya sampai setelah enam bulan berikutnya. Sedangkan yang tidak menggunakan do’a hanya megalami sedikit perubahan sejak selesai terapi dan setelah beberapa pekan saja. Setelah dua bulan rasa sakit datang kembali.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Subahanallah…</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Sebuah hasil penelitian seorang pakar yang sangat mengagumkan dan dapat dipercaya kebenarannya. Sebab itu, Lembaga Saintifik dalam Qur’an dan Sunnah (Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah) mengajak untuk memperbanyak do’a saat Anda menghadapi sakit, apakah yang sakit itu istri/suami, anak-anak, karib kerabat dan siapa saja yang Anda kunjungi. Dengan penuh keyakinan do’a Anda dikabulkan Allah. Anda pasti akan menyaksikan hasilnya dengan izin Allah.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Separah apapun penyakit yang diderita, maka jangan sekali-kali berputus asa akan rahmat Allah. Kewajiban kita meminta kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasana yang agung agar berkenan menyembuhkan penyakit kita.. Amin..<br /><b>(Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi No 30, Jumadil Akhir 1429)</b></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-51740000871865192662011-03-04T06:38:00.000-08:002011-03-04T06:39:40.470-08:00Bagaimana cara bertobat yang sangat baik menurut kacamata Islam?berdasarkan ajaran Islam, bertobat yang baik itu atau dinamakan Taubatan Nashuhah memenuhi kriteria berikut (maaf kalo salah dan kurang lengkap) :<br />1. Menyesali dosa dan kesalahan yang telah dilakukan<br />2. Berjanji di dalam hati tidak akan mengulanginya kembali.<br />3. Memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa yang telah dilakukan.<br />4. Meminta maaf kepada orang lain jika dosa dan kesalahan kita berhubungan dengan orang tersebut.<br />5. Diringi dengan amal dan Ibadah yang shaleh.<br />kalo belum memenuhi kriteria tsb, belum dikatakan taubatan nashuha, taubat sebenar-benarnya taubat.<br />semoga membantu.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-19345686567376810912011-03-04T06:36:00.000-08:002011-03-04T06:38:32.551-08:00Cara tobat dari onani?tobat dengan penuh rasa bersalah jangan melakukan lagi,gunakan waktu dengan meyibukan diri seperti kegiatan sosial dapat juga dengan mennyibukan diri dengan berdzikir lidah kita di bisakan dengan ucapan asma allah hati kita terjaga pikaran kita terjaga ,mata,hidung ,telingga dan hati kita semua terjagam<br />mudah mudahan dengan berzikir kita selalu ingat bahwa semua ini milik-NYA<br />1. coba jauhkan dari gambar. obrolan, atau sesuatu yang bisa menbangkitkan gairah atau hasrat sexual<br />2. berusahalah untuk banyak kegiatan yang melbatkan orang lain tentu yang bermanfaat dan positif<br />3. memperbanyak olahraga jenis apa saja yang kamu sukai.. dan curahkan waktu untuk berlama2 dengan aktifitas olahraga<br />4.banyak2 berdoa dan mengingat yang menciptakan tubuh ini..<br />5.perbanyak ibadah..dan berdoaUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-27188539751129023142011-03-04T06:35:00.000-08:002011-03-04T06:36:34.217-08:00Bagaimana cara bertobat yang benar,tanpa godaan setan lagi?yakinkan hati, benarkah anda akan bertobat???<br />benarkah anda tidak akan melakukan kejahatan/maksiat lagi???<br />bertobat perlu dengan perjuangan, banyak sekali godaan... semakin anda rajin akan semakin banyak godaan, lebih giat lagi beribadah, jauhi semua yang berbau maksiat,<br />banyak berdoa minta petunjuk agar tobat anda dikabulkan menjadi taubat yang nasuha...<br />bukan tobat cabe... (maaf)<br />apabila ada godaan anda harus sadar kalau anda sekarang sedang diuji, istigfar dan tawaqal serahkan semua kpd Allah SWT..<br />saya doakan semoga taubat anda diterima..Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-74194762888389114772011-03-04T06:10:00.000-08:002011-03-04T06:35:08.534-08:00Bagaimana cara bertobat dari segala yang kita lakukan sebagai larangan Allah?Tentunya taubat seorang yang berdosa hendaklah dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh bukan bertaubat kemudian dengan mudahnya dia mengulangi lagi. Inilah yang disebut dengan Taubat Nashuha artinya taubat yang sebenar-benarnya, murni dan tulus, sebagaimana firman Allah swt,”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim : 8).<br /><br />Cara-cara melakukan taubat nashuha :<br /><br />1. Meninggalkan kemaksiataan yang dilakukannya.<br />2. Menyesali perbuatannya.<br />3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi selama-lamanya.<br />4. Jika terkait dengan hak-hak orang lain maka hendaklah ia mengembalikannya kepada yang memilikinya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-33147416387709412372011-02-01T23:20:00.001-08:002011-02-01T23:20:28.343-08:00Kypa cara bertobat yang benar n gak terulang lagi?<p><span class="IL_AD" id="IL_AD7">Bagaimana</span> cara utk bertobat supaya tidak melakukan perbuatan yg dilarang oleh ALLAH SWT? Sebab selama ini saya telah melakukan perbuatan yg sangat tidak disukai oleh ALLAH SWT. Seperti mencuri berzina berbohong dan masih banyak perbuatan yg dilarang oleh ALLAH SWT. Saya ingin sekali bertobat agar dapat menjauhi perbuatan buruk itu selamanya.</p> <p>Karena saya merasa berdosa kepada ALLAH SWT dan kepada kedua orang tua saya.</p> <p>Saya bingung krn saya selalu tidak dapat mengendalikan hawa nafsu saya.</p> <p>Saya selalu membuat masalah yg pada akhirnya berdampak kepada psikologis kedua orang tua saya. Saya seperti hanya sadar sebentar kemudian kembali melakukan perbuatan yg semestinya tidak dilakukan oleh hamba2 ALLAH.</p> <p>Sekali lagi saya minta pertolongan bagaimana caranya supaya saya dapat berjalan lurus dijalan ALLAH SWT krn usia saya masih muda tahun.</p> <p>Jawaban Assalamualaikum wr. wb.</p> <p>Saat ini Anda pasti merasa sangat berdosa sebab hal-hal yg Anda lakukan tadi. Namun Anda harus ingat bahwa selain Allah siksa-Nya sangat pedih Allah juga Mahapengampun. Yang harus Anda lakukan adl segera kembali kejalan Allah dan bertaubat.</p> <p>Jika Anda ingin bertobat maka Anda harus bersungguh-sungguh dalam hal ini.</p> <p>Ada beberapa pengorbanan yg harus Anda lakukan yaitu; 1. meminta Ampun kepada Allah. 2. menyesali perbuatan yg telah Anda kerjakan 3. berjanji tidak akan mengulanginya lagi 4. jika dosa yg dilakukan menyangkut hak orang lain hendaknya diselesaikan dgn orang yg bersangkutan seperti jika pernah mengambil hak orang lain secara dzalim.</p> <p>Itu adl syarat-syarat bagi siapapun yg hendak bertaubat. Namun utk merealisasikan hal tersebut Anda beberapa hal yg harus Anda tempuh di antaranya Anda harus segera keluar dari lingkungan pergaulan Anda sekarang kemudian beralih bergaul dgn orang-orang saleh dan hanya membatasi pergaulan Anda dgn orang-orang yg baik saja. Hal ini adl syarat mutlak bagi siapapun yg ingin baik. Anda tak mungkin bisa baik jika masih berada dalam pergaulan lingkungan yg tidak baik.</p> <p>Jika hal tersebut bisa Anda lakukan perkuatlah iman Anda setelah itu dgn banyak membaca Alquran melakukan amalan- amalan sunah {zikir puasa salat dan lain-lain} memperbanyak berbuat kebaikan dan selalu berusaha lbh mendekatkan diri kepada Allah.</p> <p>Hal-hal tersebut mungkin pada awalnya akan terasa berat namun Anda harus bersabar dan mencobanya. Dengan kesabaran dan kesungguhan ingin kembali kepada Allah insya Allah Dia pasti akan memudahkan jalan bagi Anda. Anda serta keluarga Anda pasti akan merasakan kedamaian yg hakiki dan keluarga tidak lagi merasa terbebani dgn keberadaan Anda.</p> <p>Ke depan jika Anda ingin melakukan sesuatu pikirkanlah dahulu tentang siapa diri Anda mengapa Anda ingin melakukan hal itu dan apa akibat dari perbuatan Anda itu. Insya Allah hal ini akan membantu. Wallahu a’lam. .</p> <p>Sumber Asyabalunal ‘Ulama <span class="IL_AD" id="IL_AD6">Muhammad</span> Sulthan.</p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-80853226167614509712011-02-01T23:17:00.002-08:002011-02-01T23:19:50.772-08:00Bagaimana cara bertobat yang benar<h3 class="post-title entry-title"> CARA BERTOBAT DARI ZINA </h3> <div class="post-header"> </div> <strong> </strong>Keduanya bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha yaitu dengan memenuhi tiga syarat taubat yang disebutkan oleh para ulama. Tiga syarat ini disimpulkan oleh para ulama dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.<br /><br /><strong>Pertama</strong>, Keduanya harus menyesali perbuatan tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): <em>“Sesungguhnya penyesalan itu adalah taubat.”</em><strong> [1]</strong><br /><br />Karena itu hendaklah keduanya menyesali apa yang telah mereka lakukan.<br /><br /><strong>Kedua</strong>, melepaskan diri dan menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari perbuatan yang seperti itu. Tidak lagi mengulangi maupun mendekati apa-apa yang akan menyeret dan mengantar kepada perzinaan, seperti pergaulan bebas dengan wanita (pacaran), berbincang-bincang secara bebas dengan wanita yang bukan mahram, bercengkerama, ikhtilath/ bercampurbaur. Semuanya adalah perkara yang diharamkan syariat untuk menutupi pintu perzinaan. Hendaknya keduanya menjauhkan diri dari itu semua.<br /><br /><strong>Ketiga</strong>, kemudian keduanya ber-’azam/ bertekad kuat untuk tidak mengulangi kembali perbuatannya tersebut. Juga beristighfar kepada Allah, memohon ampunan-Nya. Dalam hal ini ada hadits Abu Bakr Ash-Shiddiq tentang disyariatkannya seseorang yang telah melakukan perbuatan maksiat untuk shalat dua rakaat lalu memohon ampunan kepada Allah.<strong>[2]</strong><br /><strong><br />HARUSKAH KEDUANYA MENIKAH ?</strong><br /><br />Keduanya tidak harus menikah. Namun tidak mengapa keduanya menikah dengan syarat: apabila wanita yang telah dizinai tersebut hamil karena perzinaan itu, maka tidak boleh menikahinya pada masa wanita itu masih hamil. Mereka harus menunggu sampai si wanita melahirkan bayinya, baru boleh menikahinya. Inilah pendapat yang benar yang disebutkan oleh ulama, yaitu bahwa wanita yang hamil karena perzinaan tidak boleh dinikahi sampai melahirkan. Karena di sana ada dalil yang menuntut adanya istibra` ar-rahim (pembebasan rahim) dari bibit seseorang. Karena itu rahim harus dibebaskan terlebih dahulu dengan cara menunggu sampai lahir, sehingga rahimnya bebas tidak ada lagi bibit di dalamnya. Setelah itu baru bisa menikahinya. Itu pun apabila keduanya bertaubat dari perzinaan.<br /><br />Apabila wanita yang dizinainya tidak sampai hamil, maka pembebasan rahimnya dengan cara menunggu haid berikutnya. Setelah melakukan perzinaan kemudian dia haid. Dalam kasus yang seperti ini, boleh menikahinya setelah melewati satu kali masa haid, yang menunjukkan bahwa memang tidak ada bibit yang tersimpan dalam rahimnya. Dan tentunya ini apabila keduanya bertaubat dari perzinaan.<br /><br />Adapun jika salah satu dari keduanya belum bertaubat dari perzinaan tersebut, sehingga salah satu dari keduanya masih berlaku padanya nama zaani (pezina) maka keduanya tidak boleh menikah. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): <em>“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mukmin.”</em> (An-Nur: 3)<br /><br />Maksudnya, seorang pezina diharamkan menikah dan sebaliknya wanita pezina juga haram dinikahi. Jadi bolehnya menikah adalah apabila keduanya memang sudah bertaubat dari perzinaan tersebut, sehingga tidak lagi dinamakan lelaki pezina atau wanita pezina.<br /><br /><strong>BAGAIMANA STATUS ANAK KEDUANYA ?</strong><br /><br />Ini tentunya kalau ditakdirkan bahwa wanita yang dizinai tersebut hamil akibat perzinaan tersebut. Status anak tersebut adalah anak yang lahir karena perzinaan. Anak ini tidak boleh dinasabkan pada lelaki yang berzina dengan ibunya, karena dia bukanlah ayahnya secara syariat. Oleh karena itu, sang anak dinasabkan kepada ibunya. Demikian pula tidak boleh saling waris-mewarisi. Juga seandainya anak tersebut wanita, maka laki-laki tersebut tidak boleh menjadi walinya dalam pernikahan dan juga bukan mahramnya sehingga tidak berlaku padanya hukum-hukum mahram. Sehingga laki-laki itu tidak boleh berkhalwat dengannya, tidak boleh melihat wajahnya, tidak boleh berjabat tangan dengannya, dan seterusnya. Satu-satunya hukum yang berlaku adalah bahwa si laki-laki tidak boleh menikahi anak hasil perzinaan tersebut, karena anak wanita itu berasal dari air maninya. Hanya ini satu-satunya hukum yang berlaku, sebagaimana diterangkan oleh para ulama. Wallahu a’lam bish-shawab.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-86667573821257723232011-02-01T23:17:00.001-08:002011-02-01T23:18:52.469-08:00Bagaimana Cara Bertobat dari Dosa ZINA?Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu saya ingin mengungkapkan keprihatinan atas maraknya kasus perzinahan yang terungkap media saat ini. Marilah kita sama-sama memohon perlindungan pada Allah Swt. agar hal tersebut tidak menjadi pola hidup generasi kita. Perlu diingatkan kembali bahwa kita telah diperintahkan untuk menjauhi hal-hal yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zinah, seperti nonton VCD porno, pacaran, dan lain sebagainya.<br /><br />Kita ketahui bersama bahwa perzinahan merupakan dosa besar. Namun demikian, kesempatan untuk bertobat dari dosa akan selalu terbuka. Dalam hadits Qudsi disebutkan, “Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa pada malam dan siang hari, sedang Aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Oleh karena itu, mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya aku akan mengampuni kalian.” (H.R. Muslim)<br /><br />Sebagian ulama mengartikan taubat sebagai kembalinya seseorang dari sesuatu yang tercela menuju sifat yang terpuji, dari larangan Allah menuju perintah-perintah-Nya, dari maksiat menuju taat, serta dari segala yang dibenci Allah menuju rido-Nya. Untuk itu, ada tiga syarat pokok taubat yang harus dipenuhi, yakni:<br />1. Harus menghentikan maksiat.<br />2. Harus diikuti penyesalan yang mendalam.<br />3. Berniat dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya.<br /><br />Jika dosa tersebut berhubungan dengan Allah, misalnya lalai dalam beribadah, maka mohonkanlah ampun kepada-Nya dan perbaikilah kesalahan tersebut. Jika dosa tersebut menyangkut orang lain, setelah memohon ampun pada Allah, mintalah maaf pada orang yang bersangkutan. Untuk dosa yang terkait dengan masalah hukum hudud (seperti zina dan sejenisnya), maka taubat harus diiringi dengan kesiapan untuk menerima hukuman sesuai dengan syariat Islam.<br /><br />Bagi orang yang berzina dalam keadaan sudah pernah menikah, hukumannya adalah rajam (dilempar batu hingga mati di hadapan umum). Bila yang berzina itu belum pernah menikah sebelumnya, hukumannya hanya dicambuk 100 kali. Sebagian ulama menambahkan dengan mengasingkannya selama setahun.<br /><br />Namun demikian, yang menjadi ukuran (saat ini) bukan terlaksananya hukum tersebut melainkan kesiapan bila eksekusi hukum itu dijalankan. Kalau pun seseorang hidup di luar sistem hukum Islam (sehingga hukum hudud tidak bisa terlaksana), maka tanggung jawab ada pada pihak-pihak yang berkompoten untuk melaksanakan hukum tersebut.<br /><br /><br />Dengan demikian, jalani saja hidup ini dengan tetap memperbaiki kesalahan masa lalu. Jangan sampai masa lalu merusak masa depan. Tetapkanlah dalam hati untuk selalu mengikuti aturan Allah dengan hukum-hukum-Nya.<br /><br />Jika perbuatan zina dilalukan di bulan Ramadhan, maka pertobatan itu lebih baik dilakukan dengan kifarat (mengganti shaum yang batal) oleh perbuatan tersebut meski yang membatalkan shaum sebenarnya adalah hubungan suami istri dan bukan hubungan perzinahan. Kifarat yang dimaksud di sini adalah shaum dua bulan berturut-turut atau memerdekakan hamba sahaya atau memberi makan 60 fakir miskin. Wallahu a’lam.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-91191709728980187542011-02-01T23:17:00.000-08:002011-02-01T23:19:06.476-08:00tata cara tobat permohonan tobat ampunan minta ampun pada allahBagaimana Cara Bertobat untuk Seorang Pezina<br /><em>Assalamualaikum ustadz</em><br /><br />Saya ingin menanyakan cara taubatnya seseorang yang melakukan hubungan di luar nikah. Bagaimanakah sang pelaku melakukan tobat untuk membersihkan diri,sementara negara kita tidak menerapkan syariat islam. Yang saya tahu hukuman bagi pezina adalah hukuman cambuk dan diasingkan bagi yang belum menikah, sedangkan yang sudah menikah dirajam hingga mati. <p>Mohon penjelasannya.<br /><br />wati<br /><br /><strong>Jawaban</strong></p> <p><em>Waalaikumsalam Wr Wb</em></p> <p>Semoga Allah SWT merahmati kita semua</p> <p>1.Bagi seseorang yang tidak mungkin mendapatkan hukuman qisas atau had karena tidak berjalannya hukuman tersebut maka satu-satu cara untuk menyelesaikan dosanya adalah bertaubat.<br /><br />2.Dan semoga Allah menerima taubat hingga diakhirat kelak tidak lagi mendapatkan hukuman.</p> <p> </p> <p><strong>Ustadz Muchsinin Fauzi, LC</strong></p> <p>ustadz@rol.republika.co.id</p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-27677135064393755042011-01-03T00:20:00.002-08:002011-01-03T00:21:14.717-08:00Bagaimana cara bertobat yang sangat baik menurut kacamata Islamberdasarkan ajaran Islam, bertobat yang baik itu atau dinamakan Taubatan Nashuhah memenuhi kriteria berikut (maaf kalo salah dan kurang lengkap) :<br />1. Menyesali dosa dan kesalahan yang telah dilakukan<br />2. Berjanji di dalam hati tidak akan mengulanginya kembali.<br />3. Memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa yang telah dilakukan.<br />4. Meminta maaf kepada orang lain jika dosa dan kesalahan kita berhubungan dengan orang tersebut.<br />5. Diringi dengan amal dan Ibadah yang shaleh.<br />kalo belum memenuhi kriteria tsb, belum dikatakan taubatan nashuha, taubat sebenar-benarnya taubat.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-26390247073701740402011-01-03T00:20:00.001-08:002011-01-03T00:20:24.380-08:00seorang yg murtad(mantan muslim) ingin bertobat nasuha dan kembali memeluk islamAllah Maha Luas kasih dan Ampunan-Nya...<br />Tidak ada yang tau seberapa kasihnya Allah kepada hambanya... Hanya Allah yang mengetahuinya.. Syukur alhamdulillah jika temanmu itu kembali mendapat hidayah dari Allah.<br />Jika memang itu yang dia inginkan... bersegeralah untuk kembali dengan pertobatan yang sungguh-sungguh, sebelum maut menjemputnya, karena ada petunjuk dari Allah:<br /><br />Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi dari jalan Allah, kafir kepada Allah, Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar di sisi Allah . Dan berbuat fitnah lebih besar daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka mengembalikan kamu dari agamamu , seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang MURTAD di antara kamu dari agamanya, lalu dia MATI dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah(2): 217).<br /><br />Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran3(): 135)<br /><br />So. sebelum maut menjemput... jangan sia-siakan amalan yang sudah ada. Segeralah untuk bertobat untuk kembali berserah diri, kepada sang Pengasih.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-8513849601685005202011-01-03T00:18:00.001-08:002011-01-03T00:18:37.972-08:00Gus Aan sdh bertobatPengasuh Perguruan Ilmu Kalam Santriloka, Kiai Ahmad Naf'an (Gus Aan), akhirnya mengakui jika ajaran Santriloka telah menyimpang dari agama Islam. Gus Aan pun menyatakan bertobat dan meminta para pengikutnya juga bertobat.<br /><br />"Dengan sadar saya menyatakan bertobat dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang sudah saya lakukan," kata Gus Aan di depan para wartawan di ruang lobi Satuan Reskrim Polresta Mojokerto, Senin (2/11/2009).<br /><br />Gus Aan mengaku bertobat setelah mendapat saran dari para ulama NU dan membaca beberapa buku Islam yang diberikan polisi. Sebagai wujud dari pertobatan itu, Gus Aan sudah melakukan salat 5 waktu sejak beberapa hari yang lalu.<br /><br />Gus Aan menuturkan, selama minta perlindungan di kantor polisi, dirinya teringat saat diajari para kiai NU tentang Islam semasa kecil. Sebagai bukti, Gus Aan lalu dengan cukup fasih melagukan beberapa bait salawat burdah, diajarkan para kiai NU saat kecil.<br /><br />Pria kelahiran Jombang, 7 Juli 1968 atau 1970 versi KTP ini, juga menyerukan para pengikutnya segera bertobat. "Kalian harus kembali ke jalan yang benar. Segera bersyahadat dan mengerjakan salat 5 waktu dengan benar," tegasnya.<br /><br />Sebelumnya, ajaran Ilmu Kalam Santriloka, dianggap melenceng dari Islam. Di antaranya ajaran tentang salat dan puasa, yang dianggap melenceng dari Islam. "Saya sangat minta maaf kepada semua umat Islam atas tindakan saya," kata Gus Aan.<br /><br />Akibat tindakannya yang dianggap sesat itu, Gus Aan lalu dievakuasi ke Mapolresta Mojokerto, beberapa hari lalu. Polisi beralasan, Gus Aan tidak ditangkap. Melainkan meminta perlindungan kepada polisi, guna menghindari amuk massa.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-62008967363855100052010-12-23T18:28:00.000-08:002010-12-23T19:23:48.781-08:00Ikutan Survey Berhadiah1 buah iPad Yukkksurvei DETIK.COM berhadiah 1 buah iPad, 2 buah HP Samsung Galaxy 5 <a href="http://de.tk/KwPAE">http://de.tk/KwPAE </a>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-47919147258932708172010-12-16T18:40:00.001-08:002010-12-16T18:40:33.171-08:00Tobat nasuhaKeindahan TobatOleh K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR<br />SEMOGA Allah yang Mahatahu setiap aib (kejelekan, kekurangan, dan kemaksiatan yang kita lakukan), menolong diri kita untuk berani mengakuinya. Karena orang tidak akan selamat kecuali karena ampunan Allah. Bahkan, kalau mau digabung-gabungkan kebaikan kita, satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat, satu kejelekan balasannya sesuai dengan kejelekan itu.<br />Allah mengajarkan kita cara bertobat sebagaimana tercantum dalam Alquran, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (Q.S. al A'raaf [7] :23).<br />Salah satu syarat tobat adalah menyesal. Akan tetapi, orang tidak akan pernah menyesal kalau dia tidak pernah tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang menyadari bahwa dirinya banyak dosa. Keadaan ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang merasa dirinya telah banyak beramal. Ketika orang merasa sedih dan pilu saat melihat kejelekan dirinya sendiri, itu lebih utama daripada orang yang sombong sehingga ia sangat optimis bisa menjadi ahli surga.<br />Rezeki terbesar dari Allah adalah ketika kita mulai berani jujur melihat kekurangan diri sendiri. Kehati-hatian untuk tidak mudah menilai orang lain, banyak memperbaiki diri, kemudian menangis dan bertobat, adalah sikap yang lebih baik dilakukan daripada menjadi ahli masjid, tetapi bersikap ujub dan takabur karena amalan-amalannya.<br />Kesungguhan kita bertobat insya Allah menjadi bagian dari rezeki yang besar dari Allah SWT. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga..." (Q.S. Ali Imran [3]:133).<br />Ciri-ciri tobat nasuha.<br />1. Menyesal.<br />Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan kenistaan; adanya penyesalan setelah berbicara kotor; penyesalan ketika mata melihat kemaksiatan; penyesalan ketika menyakiti orang, adalah sikap-sikap yang menunjukkan adanya kecenderungan tobat nasuha. Orang yang tidak menyesal, tidak termasuk tobat. Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah dilakukannya, menunjukkan bahwa dia belum sungguh-sungguh bertobat.<br />2. Memohon ampun kepada Allah.<br />Memohon ampun kepada Allah bisa dilakukan dengan cara mengucapkan istigfar sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Adam as dan Nabi Yunus as di dalam Alquran. Di samping itu, memohon ampun harus dilakukan secara sungguh-sungguh dari hati yang paling dalam. Inilah salah satu tanda orang yang bersungguh-sungguh dalam tobatnya. Begitu pula dengan ungkapan sedih, derai air mata, dan menggigilnya perasaan adalah ekspresi dari penyesalan yang mendalam.<br />3. Gigih untuk tidak mengulangi.<br />Bukan sekadar tidak berbuat dosa, berpikir ke arah sana saja tidak boleh. Memang, kita dikaruniai kecenderungan untuk berbuat hal-hal yang negatif. Akan tetapi, bukan berarti harus dituruti. Namun, untuk dihindari, karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.<br />Ciri tobat yang diterima.<br />Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab "Muqasysyafatul Qulub", ada beberapa ciri yang menunjukkan tobat seseorang diterima, di antaranya.<br />1. Orang tersebut terlihat lebih bersih dan lebih terjaga dari perbuatan maksiat. Hal itu terjadi karena dia lebih bisa menahan diri. Dia seolah-olah mempunyai rem yang pakem. Rem ini seakan membuat dirinya terhalang dari perbuatan dosa.<br />2. Orang yang tobatnya diterima, hatinya selalu lapang dan gembira. Dia merasakannya baik dalam keadaan sendiri maupun ramai. Hati orang ini dihibur oleh Allah sehingga jernih dan lapang.<br />3. Dia selalu bergaul dengan orang-orang saleh dan mencari lingkungan yang baik pula. Orang yang sudah bertobat, namun masih kembali ke lingkungan yang tidak baik berarti dia belum sungguh-sungguh melakukan tobat. Lain halnya jika ia kembali ke lingkungan yang sama dengan niat untuk mengubah lingkungan itu. Mencari lingkungan yang baik adalah salah satu bagian yang akan membuat agama kita terpelihara.<br />4. Kualitas amalnya semakin meningkat. Selain menahan diri dari perbuatan maksiat, dia juga semakin meningkatkan kualitas salatnya, saumnya istikamah, malamnya dihidupkan dengan tahajud, dan sedekahnya terus meningkat. Inilah ciri orang yang tobatnya diterima.<br />5. Dia senantiasa menjaga lidahnya. Dia juga sangat serius dalam menata amal-amalnya. Semakin hari, kualitas amalnya semakin terus bergerak ke arah yang lebih baik. Dia memiliki kualitas pengendalian lisan dan pikiran dengan baik. Ingatannya selalu kembali kepada Allah. Hal itu dia lakukan secara maksimal sehingga cinta dan kerinduannya kepada Allah semakin menggebu.<br />Jadi, kalau saat ini kita masih senang melakukan maksiat; mulut kita sering menyakiti, tidak memilih pergaulan yang lebih terpelihara, hati selalu resah dan gelisah terhadap urusan dunia, jarang mengingat Allah, dan kualitas amal merosot, itu bisa jadi berarti, tobat kita baru sekadar tobat "sambal", artinya kita menyesal, tetapi hanya sekadar penyesalan yang emosional; belum sampai pada derajat takut kepada Allah. Na'udzubillahimindzalik. ***Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-75049695495322023332010-12-16T18:39:00.000-08:002010-12-16T18:40:04.529-08:00Tobat Sebelum Ajal MendekatKematian nggak pernah diketahui datangnya. Setiap orang pasti mati. Tapi semua orang tak pernah tahu kapan kematian menjemputnya. Itu sebabnya, kita kudu siap-siap sebelum datang hari di mana kita harus sudah pergi meninggalkan segala nikmat dunia. Kalo kita perhatiin, ada yang sebelum mati sempat ninggalin pesan tertentu kepada keluarganya. Tapi banyak juga yang pergi ninggalin dunia tanpa pesan. Banyak orang juga yang insya Allah saat ajal mendekat ia masih bisa beramal shalih. Khusnul khatimah alias baik di akhir hidupnya. Namun nggak sedikit yang saat ajal mendekatinya dan benar-benar menjemputnya ia sedang berbuat maksiat. Su’ul khatimah alias buruk di akhir hayatnya Naudzubillahi min dzalik.<br /><br />Bro en Sis, ajal setiap orang udah ditetapkan waktunya. Udah dijatah sama Allah Swt. batas waktu ‘beredar’ setiap orang di dunia. Jangan lupa juga bahwa hidup kita dunia ini akan diuji, siapa yang terbaik amalnya. Firman Allah Swt. (yang artinya): “Maha Suci Allah Yang di tanganNyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS al-Mulk [67]: 1-2)<br /><br />Yup, ada ganjaran berupa pahala yang akan diberikan oleh Allah Swt untuk setiap ibadah yang kita lakukan. Begitu pula, Allah Swt. akan memberikan siksa bagi manusia manapun yang telah berbuat dosa dalam kehidupannya (atau bahkan selama hidupnya). Tentu itu adil dong ya. Mereka yang beriman dapat pahala, dan siapa saja yang berbuat maksiat diberikan siksa karena dosa-dosanya. So, emang nggak akan lepas dari pengawasan Allah Ta’ala. Waspadalah!<br /><br />Terus, gimana kalo kita kadang berbuat maksiat? Ya, Allah Swt. udah ngasih jalan, yakni dengan cara bertobat alias minta ampunan. Setelah bertobat tentu harus ninggalin maksiat yang telah atau biasa dilakukannya sebagai wujud tobat yang sebenarnya-benarnya. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” [QS at-Tahriim [66]: 8]<br /><br />Kita semua pernah berbuat dosa<br />Sobat muda muslim, siapa pun orangnya, pasti ia pernah melakukan dosa, kecuali Rasulullah saw. tentunya, karena memang beliau ma’shum (terbebas dari dosa dan kesalahan) dalam penyampaian risalah Allah ini. Itu sebabnya, saya waktu ngaji dulu, ustadz saya sering mengatakan bahwa, “Orang yang bertakwa bukanlah orang yang selalu benar dalam hidupnya. Tapi orang yang bertakwa adalah ketika berbuat dosa, kemudian menyadari dan segera memohon ampunan kepada Allah Swt.”<br /><br />Rupanya ungkapan ustadz saya itu melumerkan kengototan saya waktu itu, yang menilai bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang selalu benar dalam hidupnya. Pernyataan ustadz saya ini juga semakin menumbuhkan keyakinan dalam diri saya bahwa meski kita tak boleh salah dalam hidup ini, bukan berarti kita akan lolos dari kesalahan. Karena yang terpenting adalah menyadari kesalahan tersebut dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi sambil mohon ampunan kepada Allah Swt.<br /><br />Imam Ibnu Katsir menukil sabda Rasulullah saw.: “Seorang hamba tidak dapat mencapai kedudukan muttaqin kecuali jika dia telah meninggalkan perkara-perkara mubah lantaran khawatir terjerumus ke dalam dosa” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)<br /><br />Boys and gals, menurut hadis ini, yang mubah saja bila perlu dihindari karena khawatir terjerumus dalam dosa, apalagi yang sudah jelas haram. Iya nggak sih? Oya, dalam keterangan lain, orang yang bertakwa adalah orang yang mampu menjaga dan membentengi diri. Ibnu Abbas ra. mengatakan bahwa muttaqin adalah orang-orang yang berhati-hati dan menjauhi syirik serta taat kepada Allah. Sedangkan Imam Hasan Bashri mengatakan bahwa bertakwa berarti takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah Swt. dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah Swt.. Berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sedangkan Ibnu Mu’tazz melukiskan sikap yang mesti ditempuh seorang muslim agar mencapai derajat muttaqin dengan kata-kata sebagai berikut: “Tinggalkan semua dosa kecil maupun besar. Itulah takwa. Dan berbuatlah seperti orang yang berjalan di tanah yang penuh duri, selalu waspada. Jangan meremehkan dosa kecil. Ingatlah, gunung yang besar pun tersusun dari batu-batu kecil”.<br /><br />Nah, kebayang banget kan kalo semasa hidupnya ada orang yang selalu maksiat. Duh, gimana tuh dosanya. Termasuk dalam hal ini adalah orang-orang yang ketika hidupnya selalu melecehkan kaum muslimin, menghina ajaran Islam, dan malah lebih memilih bersahabat dengan musuh-musuh Islam. Ih, dosanya pasti berlipat-lipat. Apalagi pas ajalnya datang nggak bertobat. Naudzubillahi min dzalik.<br /><br />Memang sih urusan dosa Allah Swt. yang akan menghisabnya. Tapi kan kita juga diajarkan oleh Rasulullah saw. untuk menilai seseorang dalam berperilaku. Bahwa yang kita nilai itu adalah yang tampak dan sudah jelas dilakukan seseorang (“nahnu nahkumu bidzdzawaahir”, begitu kata Nabi saw.). Misalnya, ada orang yang ngomong bahwa demokrasi itu sistem yang lebih baik dari Islam (sambil dengan bangga menentang upaya perjuangan orang-orang yang ingin menegakkan Khilafah Islamiyyah), dia juga ngoceh bahwa pluralisme, sekularisme, dan liberalisme lebih hebat ketimbang Islam, selain itu dia terang-terangan melecehkan kaum muslimin. Nah, untuk orang yang kayak gini tentu saja kita bisa menilai nih orang udah bermaksiat kepada Allah Swt. Tentu, berdosa dong ya.<br /><br />Minta ampunan Allah Swt. yuk!<br />Sobat muda muslim, ampunan Allah jauh lebih besar dari murkaNya. Lagi pula, memohon ampunan Allah (bertobat) sekaligus mencerminkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah. Karena orang yang bertakwa salah satu cirinya adalah segera mohon ampunan kepada Allah jika dia sudah menyadari kesalahannya. Jadi, nggak usah malu untuk bertobat en nggak usah merasa ribet. Jalani aja sambil terus belajar supaya nggak kecebur ke dalam jurang yang sama. Karena dengan belajar kita jadi tahu dan yakin bisa menjalani hidup ini dengan tenang. Cobalah.<br /><br />Rasulullah saw. memberikan pujian buat kita-kita yang takwa dan taat pada ajaran Islam. Apalagi sebelumnya kita ahli maksiat. Betul nggak? Indah nian ungkapan Rasulullah saw. empat belas abad yang lampau: “…ada kaum yang akan datang sesudah kalian (para sahabat r.a.). Mereka percaya kepada (sekadar) kitab yang dibendel, lalu percaya dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Mereka lebih utama daripada kalian. Mereka lebih besar pahalanya daripada kalian.” (HR Ibnu Mardawih yang dikutip dalam penjelasan di Tafsir Ibnu Katsir)<br /><br />Bro en Sis, hidup ini penuh dinamika. Penuh warna, penuh liku, penuh lubang dan mendaki (Iwan Fals banget neh!). Kata orang bijak, hidup adalah untuk mati. Bisa dipahami, karena akhir dari kehidupan adalah kematian. Nggak salah-salah amat kok. Tapi, kita juga wajib ngeh, untuk apa kita hidup. Untuk apa kita ada dunia ini. Dan, akan ke mana setelah bersuka-cita, termasuk berduka-derita di dunia ini?<br /><br />Kehidupan ini pasti akan berakhir. Wak Haji Rhoma Irama juga tereak: “Pesta pasti berakhir” (kalo disebut nama ini, kamu jangan langsung menggoyangkan jempol tangan dan kaki ya, hehehe…). Hidup di dunia ibarat menempuh sebuah perjalanan panjang dan melelahkan. Banyak sekali cerita terukir di sini. Cerita suka, duka, derita, bahagia, sedih, gembira, kecewa, optimisme, putus asa, peduli, kasih-sayang, cinta, dan seabrek pernak-pernik dan kerlap-kerlip kehidupan dunia yang melengkapinya.<br /><br />Bro, perjalanan panjang di dunia ini pasti akan berakhir. Ada terminal akhir yang merupakan tempat kita berlabuh. Allah Swt. udah menyediakan dua tempat; surga dan neraka. Surga untuk para pengumpul pahala, sementara neraka adalah kelas ‘eksklusif’ para pendosa.<br /><br />Nah, mumpung kita masih bisa bernapas, mumpung kita masih bisa tertawa, selagi kita masih punya kesempatan banyak, di saat kita masih muda usia, sebelum air mata penyesalan mengalir deras dari kedua mata kita, ada waktu untuk kita perbaiki diri. Jangan putus asa juga buat para pendosa. Yakinlah, selama hayat masih di kandung badan, kalian punya kesempatan yang sama untuk menuai pahala. Bertobat dari berbuat maksiat, itu keputusan tepat. Setelah itu mari belajar agama. Pahami, cermati, dan amalkan dalam kehidupan.<br /><br />Sobat muda muslim, ‘qod qola’ Alvin Toffler, “Perubahan tak sekadar penting untuk kehidupan. Perubahan adalah hidup itu sendiri.” Paling nggak, kita berubah menjadi baik dari buruk adalah sebuah perubahan yang menentukan hidup kita sendiri.<br /><br />Islam juga mengajarkan agar kita senantiasa berbuat baik. Jika kebetulan berbuat maksiat, bertobatlah segera. Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri ra. katanya: Nabi saw. bersabda: “Seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kamu telah membunuh sebanyak sembilan puluh sembilan orang manusia, lalu dia mencari seseorang yang paling alim. Setelah ditunjukkan kepadanya seorang pendeta, dia terus berjumpa pendeta tersebut kemudian berkata: Aku telah membunuh sebanyak sembilan puluh sembilan orang manusia, adakah taubatku masih diterima? Pendeta tersebut menjawab: Tidak. Mendengar jawaban itu, dia lalu membunuh pendeta tersebut dan genaplah seratus orang manusia yang telah dibunuhnya. Tanpa putus asa dia mencari lagi seseorang yang paling alim. Setelah ditunjukkan kepadanya seorang ulama, dia terus berjumpa ulama tersebut dan berkata: Aku telah membunuh seratus orang manusia. Adakah taubatku masih diterima? Ulama tersebut menjawab: Ya! Siapakah yang bisa menghalangi kamu dari bertaubat? Pergilah ke negeri si fulan, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah. Kamu beribadahlah kepada Allah Swt. bersama mereka dan jangan pulang ke negerimu karena negerimu adalah negeri yang sangat hina. Lelaki tersebut berjalan menuju ke tempat yang dimaksud. Ketika berada di pertengahan jalan tiba-tiba dia mati, menyebabkan Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab berselish pendapat mengenai orang tersebut. Malaikat Rahmat berkata: Dia datang dalam keadaan bertaubat dan menghadapkan hatinya kepada Allah Swt. Namun Malaikat Azab juga berkata: Dia tidak pernah melakukan kebaikan. Lalu Malaikat yang lain datang dalam keadaan menyerupai manusia dan mencoba menengahi mereka sambil berkata: Ukurlah jarak di antara dua tempat. Mana yang lebih (jaraknya menuju negeri yang dituju), itulah tempatnya. Lantas mereka mengukurnya. Ternyata mereka dapati lelaki tersebut tempat meninggalnya lebih dekat kepada negeri yang ditujunya. Akhirnya dia diambil oleh Malaikat Rahmat” (HR Bukhari dalam Kitab Kisah Para Nabi, hadis no. 3211)<br /><br />Oke deh, bertobat lebih hebat ketimbang tetap berbuat maksiat. Kamu bisa kok. Yakin deh.<br /><br />Apa yang harus kita lakukan?<br />Pertama, menyesal. Tanpa penyesalan, rasanya sulit untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat. Penyelasan ini kudu benar-benar tumbuh dalam diri kamu. Minta maaf pula kepada orang yang kamu “kerjain”. Janji nggak bakal ngulangi lagi. Kedua, niat sungguh-sungguh. Kuatkan tekad kita untuk menghentikan kebiasaan maksiat. Ada pahala pula di balik niat yang sungguh-sungguh itu. Ketiga, cari lingkungan yang mendukung. Ini penting banget sobat. Sebab, kalo kamu belum bisa mengubah lingkungan, jangan-jangan kamu yang terwarnai. Kalo lingkungannya baik sih oke aja. Tapi kalo rusak? Bisa gawat kan? Jadi, gaul deh ama teman-teman yang udah baik-baik untuk membiasakan kehidupan kamu yang baru.<br /><br />Keempat, tumbuhkan semangat untuk mengkaji Islam. Sobat, dengan mengkaji Islam, selain menambah wawasan, juga akan membuat kita tetap stabil dengan “kehidupan baru” kita. Maksiat? Sudah lupa tuh! Kelima, senantiasa berdoa. Jangan lupa berdoa kepada Allah, mohon dibimbing dan diarahkan, serta dikuatkan tekad kita untuk meninggalkan maksiat. “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan permohonanmu itu.” (QS al-Mukmin [40]: 60)<br /><br />Yuk, mumpung masih ada waktu, kita mohon ampunan kepada Allah Swt. Bertobat dengan sebenar-benarnya bertobat. Tak mengulangi kemaksiatan yang telah dilakukan dan sebaliknya kita berlomba memperbanyak amal shalih. Semangat!Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6821752804006291825.post-34154365051749109962010-12-16T18:35:00.001-08:002010-12-16T18:39:34.656-08:00Bertobat dan Kembali Pada DosaDiriwayatkan bahwa seorang laki-laki dari Bani Israil bernama Nashuh bertobat setiap saat, kemudian dia kembali melakukan dosa. Dia menyesal atas kesalahan yang dibuatnya, lalu keluar ke gurun, merobek-robek bajunya dan menaruh debu di atas kepalanya.<br />Dia berkata ”Wahai Tuhanku, berapakali aku berbuat dan kembali berdosa. Jika Engkau tidak menjagaku, aku akan kembali dan kembali berdosa.” Dia mendengar suara berkata: ”Jika kamu selalu kembali-dan kembali kepada maksiat, Aku akan kembali dan kembali dengan rahmat.” Allah berfirman: ”Jika kalian kembali, Kami akan kembali.”<br />Cerita ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radiyallahuanhu. Dari Nabi Saw. bahwasanya Nabi bersabda :<br /> ”Seorang hamba melalkukan dosa kemudian berkata: ”Wahai Allah, ampunilah dosaku!” Allah berkata : ”Hamba-Ku melakukan dosa. Dia tahu bahwasanya dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menghapus kesalahan, kemudian dia kembali melakukan dosa. Hamba berkata : ”Ya Allah, ampunilah dosaku!” Allah berkata : ”Hamba-Ku melakukan dosa. Dia tahu bahwasanya dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menghapus kesalahan, kemudian dia kembali melakukan dosa. Hamba berkata : ”Ya Allah, ampunilah dosaku!” Allah berkata : ”Hamba-Ku melakukan dosa. Dia tahu bahwasanya dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menghapus kesalahan. Lakukanlah apa yang kamu mau, Aku telah mengampunimu.”<br /> <br />Pengampunan dosa sesuai dengan luhurnya agama Islam yang didalamnya terdapat kabar gembira bagi orang-orang yang bertobat dan mau berlaku lurus.<br /> <br /> <br />(dikutip dari buku ”Tak Ada Kata Terlambat untuk Bertobat” yang ditulis oleh Musthafa Syaikh Ibrahim Haqqi)<br /> <br />Dari tulisan diatas, menurutku sungguh Allah itu Maha Pengampun pada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Kepada siapa lagi kita makluk yang selalu berbuat dosa ini memohon ampun selain pada Allah Subhana wa Ta’Ala?. Sebagai manusia biasa, kita pasti tidak luput dari kesalahan yang kita perbuat. Dan sebaik-baik manusia yang berbuat kesalahan dan dosa, tak ada jalan lain selain BERTAUBAT PADA ALLAH.<br />Tentunya kita juga jangan bangga berbuat dosa dan maksiat karena tahu Allah Maha Pengampun. Apa kita tidak punya rasa malu dan takut pada Allah yang Maha Menatap seluruh tingkah laku makluk ciptaan-Nya termasuk kita manusia? Hai para pelaku dosa dan maksiat, takutlah kalian pada ancaman siksa neraka Allah yang sangat pedih. Sungguh, Neraka itu benar-benar ada! Selain itu, Rasulullah Saw. pernah bersabda: ”Setiap umatku dimaafkan kecuali orang-orang yang terang-terangan dan bangga berbuat dosa.” HR. al-BukhariUnknownnoreply@blogger.com